Minggu, 15 Oktober 2017

Sekolah Animasi Gratis Does University

DOES University adalah sekolah bakat yang hanya mengajarkan apa yang disukai para siswa sesuai minat dan bakat yang dimiliki siswa tersebut. Sistem belajar mengajar dilakukan dengan metode karantina selama masa belajar.


Sekolah gratis yang digagas oleh Erix Soekamti, ini merupakan sebuah bentuk CSR Endank Soekamti untuk berbagi kepada masyarakat Indonesia yang telah menemani perjalanan kelompok musik ini selama lima belas tahun lebih.

Untuk awalan, DOES University hanya fokus pada pelatihan animasi. Dalam pelaksanaannya, proses belajar mengajar di sini menggunakan sistem karantina, jadi nyaris selama 24 jam para peserta ajar harus menghabiskan waktunya di tempat belajar, kecuali saat hari libur atau akhir pekan.
Menurut Erix, dengan demikian diharapkan proses transfer ilmu akan berjalan lebih intens dan peserta ajar lebih fokus menerima pelajaran yang disampaikan.


Di tempat ini selama 6 bulan, seluruh keperluan para siswa ditanggung DOES University. Karenanya para calon animator ini tidak perlu memikirkan tempat tinggal, alat dan media belajar, serta kebutuhan sehari-hari seperti, makan dan minum selama menempuh pelajaran.


Lokasi Does University 
Alamat: Jl. Munggur, Sidoarum, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55264, Indonesia
Telepon: +62 812-1567-003
Provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta



sumber :
Does University
Tribun Jogja

Jumat, 13 Oktober 2017

10 Nopemberan 2016

Tahun 2016 ini merupakan acara ke 4. Dan masih pindah-pindah lokasi juga dari yang kemarin-kemarin. Kali ini diadakan di IFI Surabaya, Jl Ratna no 14 Surabaya. Demi kelancaran acara, Animasub juga bekerja sama dengan INFIS (Independent Film Surabaya).

Rundown
Pembukaan
Pemutaran Animasi Sesi 1
Binekon | Cheymaqie | BOS Series | Bread N Beyond | Animasi Pranci



Sesi diskusi - Rasan-rasan Animas Tema Wisata Animasi. Penggunaan konten animasi lokal untuk meningkatkan potensi wisata kota
Bu Iis | Cak Saqieb | Cak Ikin | Moderator Tosan
Bu Iis dari dharmawanita bilang itu belum bisa. Beliau menganalogikan animasi itu seperti bahan panci. Kalau masyarakat sudah cukup dengan bahan aluminium kenapa mesti bikin bahan dari perunggu. Belum tentu juga bahan dari perunggu itu laku karena masyarakat lebih menjangkau secara ekonomi dengan bahan sebelumnya.
Dan ketika jawaban itu dipertemukan dengan realita, bagaimana nasib lulusan animasi kalau kondisinya begitu? Dia bilang bahwa pemerintah mempunyai program yang bisa menjembatani keadaan itu dengan mengajukan proposal untuk memvisualkan kebutuhan pemerintah melalui animasi. 
Cak Tsaqieb dari paguyuban Cak & Ning mengatakan, 
Bahwa ini tentang aturan main. Jika kita tahu tahapan aturannya. Tujuan itu akan tercapai. Dari pengamatannya tempat wisata berbentuk wahana di Surabaya tidak begitu diminati. Masyarakat cenderung lebih respon jika ada event seperti bazar-bazar. Mungkin ini menjadi tahapan dari aturannya. Bahwa animasi relatif lebih mudah jika dibentukkan sebagai merchandise untuk dijual di event bazar. Dan jika itu sudah menjadi budaya, baru bisa ke tahapan berikutnya.
Sedang Cak Ikin mengatakan 
Bahwa memang tidak mudah memilih jalan sebagai kreator animasi. Namun sang kreator animasi CuloBoyo yang produktif mengisi konten webseries di youtube ini mempunyai keyakinan, bahwa selalu ada jalan jika kita terus mencari. Seperti filsafat yang dia tanamkan, bahwa berpuasa itu pasti akan ada masa berbuka nya. Ini karena beberapa tahap sudah dia buktikan sendiri dengan hidup dari hasil animasi.
Kesimpulan 
belum ditemukannya gelombang frekwensi yang tepat antara pihak-pihak terkait untuk membuat semacam aturan dari A sampai Z. Supaya mencapai visi kreatif animasi menjadi bagian hidup dari masyarakat melalui objek wisata.
 *Kesimpulan telah disetujui oleh sang moderator, Tosan. Yak, tepuk tangan!
  
Sebelum menginjak sesi 2.
Ada pembagian merchandise kaos
dari Trio Hantu CS, Cak Ikin dan
Gob & Friends

Pemutaran animasi sesi 2 
Xoopop | Linimera | Culoboyo | Kapur Ade | Trio Hantu CS |  Gob And Freinds | BoS series



Hore, selesai! 
Terimakasih kepada semua studio animasi, IFI, Infis,  
dan 92 penonton yang terjejak di buku tamu. Juga yang gak ngisi buku tamu. Pokoknya buat semua pihak yang telah berpartisipasi, deh. Love you all.

Buku Tamu

10 Nopemberan 2015


Gelak tawa dan teriakan-teriakan terdengar di sebuah ruangan di lantai 7, Spazio, Surabaya. Tepatnya, di Forward Factory, sebuah co-working space yang baru saja dibuka untuk umum.

Wong-wong iku duduk wong gendheng opo maneh lagi kesurupan. Mereka sedang menonton acara Pemutaran Animasi 10 Nopemberan yang diadakan AnimaSub, Selasa, 10 November 2015 kemarin.

Koyok opo seh serune acara iku sampek-wong-wong mau kemengkelen? Wes ta lah, rugi lek gak hadir.
Acara ini memang menghadirkan 10 film animasi pendek karya anak-anak negeri. Yakni, Adit & Sopo Jarwo, Culoboyo, Kuku Rock You, Songgo Rubuh, Super USO, Gob and Friends, Hebring, Heru Show, Kluk Kluk, dan Trio Hantu Cs.

Film-film tersebut sebenarnya sudah beredar di YouTube maupun di media-media sosial lain. Tapi, ada juga yang belum ditayangkan.

Masio penonton yang hadir masih sedikit, acara tetap dimulai tepat pukul 18.30 WIB. Makane ta, Rek. Laen kali ojok telat. Wes gak usum jam karet iku!
Semakin malam, jumlah penonton yang hadir semakin banyak. Mereka bahkan memenuhi ruangan yang berkapasitas 100 orang ini.

Dibuka lagu Indonesia Raya
Acara dibuka oleh Cak Tosan, aktifis film indie Surabaya, yang mengajak penonton berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya. Penonton lantas disuguhi animasi pembacaan teks proklamasi dan pidato Bung Tomo.
Sesi pertama pemutaran animasi menghadirkan lima judul film animasi. Adit & Sopo Jarwo menjadi film animasi pembuka sesi pertama ini.
Film-film yang diputar memiliki teknik yang canggih. Tak cuma itu, penceritaannya yang lucu sukses mengocok perut para penonton. Heru Show menjadi bintang di sesi pertama karena tak henti merangsang gelak tawa.
Setelah sesi berakhir, acara dilanjutkan dengan Rasan-Rasan Animasi yang menyoroti permasalahan dunia animasi tanah air. Cak Tosan kembali naik panggung sebagai moderator.

Rasan-Rasan Animasi, Dari kiri ke kanan: Tosan, Cak Waw, Achmad Rofiq, Hebz, Dennis Adhiswara, Cak Ikin.
Pembicara yang hadir adalah Cak Waw (animator sekaligus sutradara animasi webseries Trio Hantu Cs), Achmad Rofiq (pemilik DGM Animation), Hafshoh “Hebz” Mubarak (sutradara Gob and Friends dari Hompimpa Animation), dan Cak Ikin (kreator animasi Grammar Suroboyo).

Achmad Rofiq membahas belum banyaknya SDM dan tidak adanya industri animasi di Indonesia. Fenomena ini menjadi penyebab kenapa produksi animasi lokal kalah jumlah dibanding animasi luar negeri.
Sementara menurut Hebz, panggilan akrab Hafshoh Mubarak, belum banyak orang “gila” yang mau membuat film animasi. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan film animasi sangat banyak. Problem keuangan termasuk menjadi salah satu penyebabnya.
Hampir sama dengan Hebz, Cak Ikin juga mengatakan, pengorbanan yang dikeluarkan para animator sangat banyak. Mulai waktu, tenaga, pikiran, hingga biaya. Sayangnya, hasil yang didapat kerap tidak sebanding dengan pengorbanan itu.
“Ini menjadikan para lulusan animasi ragu terjun di dunia film kartun,” tambah Cak Ikin.
Cak Waw mengkritisi animator yang kurang bisa mendistribusikan dan mengemas karya dengan baik. Sehingga, produk tersenut tidak bisa menghasilkan dari segi bisnis.
“Mereka hanya berpikiran tivi menjadi satu-satunya tempat distribusi. Padahal banyak media sosial seperti YouTube, Facebook, Dailymotion, yang bisa dipakai untuk mendistribusikan karya,” ujarnya.

Menyoroti peran pemerintah
Industri animasi yang belum berkembang, menurut Cak Waw, salah satunya dikarenakan pemerintah belum bisa membuat regulasi yang melindungi animasi lokal.
Cak Tosan mengajukan pertanyaan kenapa animasi lokal masih sepi padahal sekolah animasi di Indonesia sudah banyak?
Rofiq menjelaskan, sebenarnya banyak animator lokal yang menggarap film-film buatan luar.
“Anak-anak animasi di Pacitan ternyata mendapat order menggarap film animasi buatan Malaysia. Ini membuktikan jika sebenarnya kita gak kekurangan SDM. Hanya industri animasi di Indonesia belum ada,” ujar pria yang ikut mengembangkan kurikulum animasi di SMK se-Indonesia ini.
Pembicara yang hadir berpose setelah acara. (Foto: AnimaSub) Rofiq juga menyayangkan stasiun-stasiun tivi yang membuat studio animasi sendiri. Tujuannya, menekan biaya produksi. Akibatnya, animator hanya berstatus tukang atau pekerja.
“Di luar negeri, stasiun tivi dilarang membuat studio animasi. Mereka hanya menayangkan saja,” tambahnya.
Kepedulian pemerintah terhadap industri animasi juga dipertanyakan. Dia mencontohkan, di Jepang, pemerintah mendukung industri ini dengan membeli karya-karya studio animasi. Kemudian, menjualnya ke luar negeri. Salah satu pasarnya, Indonesia.
Langkah ini turut menciptakan efek bola salju. Sebab, Jepang mempunyai tujuan lain.
Yakni, agar masyarakat Indonesia terikat secara psikologis dengan membeli barang-barang Jepang lainnya. Misalnya, sepeda motor, alat rumah tangga, ataupun makanan.
Achmad Rofiq menambahkan, saat bertemu orang-orang di Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dia pernah menyajikan sebuah ramalan dari Cak Waw yang menyatakan jika suatu saat nanti animasi akan dipakai sebagai alat promosi pariwisata. Ternyata, orang-orang Bekraf juga berpikiran sama.
“Intinya kita harus punya mimpi besar. Jika jepang bermimpi menularkan budaya dan barang industri mereka seperti otomotif dan lain-lain, Indonesia bisa dengan tujuan wisata wisata,” ujar pria asal Pasuruan ini.
Cak Ikin sependapat jika lewat animasi, pemerintah bisa mengangkat pariwisata. Film animasi Grammar Suroboyo buatannya pernah mengangkat gedung Tosan, gedung Tontonan Akhir Pekan untuk pemutaran film, musik, dan bermacam-macam apresiasi seni arek-arek Suroboyo. Banyak orang yang bertanya di mana letak gedung Tosan.
“Padahal, Gedung Tosan itu fiktif. Hehehe…,” kata Cak Ikin sambil terkekeh.

Nasib lulusan sekolah animasi
Hebz memberi fakta memprihatinkan, banyak lulusan animasi yang memilih bekerja di digital printing akibat tidak adanya industri.
“Banyak juga yang memilih menikah setelah lulus,” keluhnya.
Cak Waw menganggap, semua lulusan animasi mempunyai skill mumpuni. Mereka bisa diajak untuk bekerja di bidang animasi. Tak hanya sebagai animator, tapi juga bisa sebagai marketing, penulis cerita, dan lain-lain.
Mengenai tren webseries animasi yang mulai marak di Indonesia, Rofiq menyatakan jika bentuk animasi bisa bermacam-macam. Namun, jangan dilupakan sisi bisnis yang harus digarap serius.
Dia juga menyarankan para animator untuk me-monetize karakter-karakter animasinya dalam bentuk merchandise. Langkah ini bisa mendatangkan penghasilan.
Gelaran ini tambah seru dengan hadirnya CEO Layaria dan Co Founder Kratoon Channel Dennis Adhiswara. Menariknya, dalam kesempatan ini, dia secara resmi meluncurkan saluran khusus kartun bernama Kratoon Channel.

Saluran ini diharapkan menjadi wadah bagi animator-animator dalam negeri mendistribusikan karya dan mengemasnya dari segi bisnis.
Setelah sesi Rasan-rasan ini berakhir, sesi kedua pemutaran animasi dibuka. Film-film animasi dari Kratoon Channel turut dihadirkan. Antara lain, Si Juki, QDJY, Change!, Hebring, dan Budiman. Webseries Trio Hantu Cs season 1 juga diputar secara lengkap

Walhasil, penonton kembali tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan-kelucuan yang ditampilkan tiap animasi. Acara berakhir pukul 21.30 WIB setelah sukses membuat perut penonton kram.

Sumber : Maknews

Kamis, 12 Oktober 2017

10 Nopemberan 2014

Lokasi : Warkop Troya, JL. Ketintang 201, Surabaya
Pukul 19:00 - 21:00 Wib.
Terima kasih kepada Tuhan YME. Kami diberi kesempatan mengadakan kembali pemutaran animasi untuk Hari Pahlawan. Karena sejak tahun pertama 10 Nopemberan digelar (2009). Sempat vakum 4 tahun (2010 - 2013).

Kerja sama
Lanting Studio | Bakekok Studio | Mushroomhead | Main Studio | Melati Studio | PinkBlues | NusatoonRanyo Studio | Orang Izenk Production | Hompimpah Studio | Mechanimotion | Koeboes | Studio 5 | LupaMakan.com | Infis | Warkop Troya


ANIMASI SESI 01

RASAN- RASAN ANIMASI
premiere The Knight Of Damascus dari Hompimpah Studio Surabaya

ANIMASI SESI 02
Terimakasih kepada semua penonton
dan seluruh pihak yang telah
mendukung acara ini.
Animasi Ataoe mati!




Rabu, 11 Oktober 2017

10 Nopemberan 2009

Untuk memperingati Hari Pahlawan, sekaligus Sumpah Pemuda & Hari Animasi Dunia yang keduanya jatuh pada tanggal 28 Oktober.

Tempat pemutaran di Warkop Troya. Tidak terprediksi penonton membludak, venue yang kecil tidak ngatasi. Orang-orang amber di jalanan, parkiran sampai nunut di tetangga-tetangga. Sampai-sampai di datangi bapak-bapak dari Polsek. ditanya segala macem, maklum kami memang ga ijin waktu itu. Lha memang ga tau kalo yang datang sebanyak itu! 

Menu acaranya ada film-film animasi Surabaya yang bertema kepahlawanan, perjuangan dan Surabaya. Dihibur oleh penampilan Band Best Friend Project, dan diskusi dengan teman dari Beoscope.com. Salah satu penyelenggara animafest, sebuah festival animasi nasional kala itu. Dan Syukurlah acara berjalan dengan lancar.



Selasa, 10 Oktober 2017

Tentang 10 Nopemberan

Adalah sebuah kegiatan pemutaran animasi untuk memperingati Hari Pahlawan, yang diadakan di kota Surabaya.
Pemakaian nama tersebut merupakan refleksi semangat pejuang masa lampau. Sekaligus sebagai pengobar para generasi untuk berjuang demi kejayaan Indonesia melalui animasi. Acara ini sudah diadakan sejak tahun 2009.


Jadwal 
Diadakan tepat pada tanggal 10 November. Dan dimulai sekitar pukul 19:00 - 22:00 WIB.

Tempat Pemutaran
Bisa terbuka atau didalam ruangan. Dimana selalu akan disediakan kursi untuk menonton tayangan animasi-animasinya.

Rundown
19:00   Indonesia Raya
19:15    Proklamasi
19:30   Pidato Bung Tomo
20:00  Pemutaran Animasi sesi 1
20:30   Talk Show : Rasan-rasan Animasi
21:30   Pemutaran Animasi sesi 2
22:00  Lagu Tanah Air Beta


Note : Standar acara bisa saja berubah jika ada kondisi diluar jangkauan Animasub.