Minggu, 19 November 2017

Serangan Kadet 1947 Menggemparkan Indonesia Jaya Expo 2017


Dunia animasi & dunia tentara tidak jauh berbeda. Sama-sama harus kompak & disiplin. Tentu tidak sulit beradaptasi untuk menjalin kerjasama dengan TNI AU.
 


Seperti SSR Jakarta, Ametis Institute, & Kampoong Monster Creative Labz. Yang telah memproduksi film animasi berjudul Serangan Kadet 1947. Yang pada 18 nopember 2017 telah menggemparkan acara TNI AU : Indonesia Jaya Expo 2017 di Mall Kota Kasablanka (KOKAS).

"Awalnya film ini berjudul Ambarawa 47. Namun karena ceritanya juga sampai Semarang dan Salatiga. Maka kami dan TNI AU sepakat menggantinya." Jelas Alfi Zachkyelle selaku produser, sutradara, dan penulis skenario.

Judul Lama & Judul Baru
Film ini berdasar kisah nyata tentang penyerbuan udara pertama oleh AURI pada 1947 terhadap Belanda. Saat itu kondisi sangat tidak memungkinkan. Hanya menggunakan 3 buah pesawat usang, rusak, dan tersisa pesawat yang baru diperbaiki. Terlebih lagi para pilotnya belum pernah melakukan operasi udara. Keberanian ini pun menjadi salah satu triger perjuangan di Indonesia. Juga mendapat perhatian khusus pada dunia internasional. 


Kata Alfi lagi, bahwa film ini akan dijadikan serial. Yang berhubungan dengan kisah-kisah heroik TNI AU pada masa perjuangan. Semoga ini menjadi salah satu puzzle industri animasi dimasa depan. Demi memberi influenze tentang kerukunan, keamanan, persatuan dan kedaulatan bangsa.

TEASER





sumber : Popcon Asia, Kaori Nusantara, Alfi Zachkyelle


Jumat, 17 November 2017

Game Tiang Listrik

Tiang listrik mendadak menjadi bahan pembicaraan hot saat ini di jagat maya Indonesia. Setelah mobil yang ditumpangi Ketua DPR RI Setya Novanto menabrak tiang listrik di kawasan Permata Hijau Jakarta pada Kamis (16/11).

Lucu-lucu sih satiran warganet. Ada yang bilang salah tiang listriknya karena tidak ngeles. Ada juga yang bilang tiang listriknya sakti karena tidak lecet. Bahkan ada meme tiang listrik yang tergeletak sakit diatas kereta dorong, diangkur oleh petugas kesehatan menuju UGD. Hingga tagar #SaveTiangListrik pun mencuat deras di jajaran medsos tanah air. 

Atas inspirasi itu. sebuah developer game asal Yogyakarta, Noobzilla, menciptakan sebuah game unik yang dikasih judul Tiang Listrik. Dan sudah tersedia untuk diunduh di Google Play Store. "Sapa bilang nabrak tiang listrik gampang? Coba loe bisa berapa kali nabrak?" Jargon game tersebut.

KLIK : PREVIEW GAME TIANG LISTRIK


sumber : kumparan

Senin, 13 November 2017

Animasi Terkini di Cikini 2017


Animakini 2017 merupakan singkatan dari animasi Cikini dan animasi terkini. Acara ini merupakan acara pertama DKV Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Creative Labs yang ditunjuk sebagai tim penyusun Grand Strategi dan Roadmap Sub Sektor Animasi dalam penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Pusat Unggulan Animasi.

Kegiatan ini diadakan dari 8-9 nopember 2017. Di Goethe Haus, Jakarta Pusat. Dalam rangka membahas secara bersama mengenai perkembangan animasi Indonesia dalam lingkup ekosistem animasi sehingga bisa memberikan motivasi, semangat berbagi, dan menularkan pengetahuan di industri animasi, yang dapat menghasilkan regenerasi berikutnya dari pelaku animasi yang semakin maju, melalui inkubasi bisnis animasi, dari produksi, bisnis, distribusi maupun service dan kolaborasi kerja.

Ada banyak seminar dan talkshow dengan berbagai topik yang menarik dan pembicara yang kompeten di bidangnya. Tidak hanya bahas dari segi industri animasi terkini, tetapi juga membahas bagaimana secara teknis pembuatan animasi itu tersendiri hingga bagaimana tanggapan serta apa saja yang pemerintah lakukan dalam memajukan industri animasi Indonesia.



Ekonomi Kreatif Masa Depan

"Animasi, film, dan video adalah salah satu subsektor yang dijadikan prioritas ekonomi kreatif Indonesia di masa depan. Kontribusi yang diberikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Subsektor ekonomi kreatif, termasuk animasi dan video berkontribusi Rp 852 triliun atau 7,38 persen terhadap PDB nasional 2015 dengan tingkat pertumbuhan per tahun mencapai 4,38 persen." kata Deputi Riset Edukasi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Boy Berawi. Saat mengisi salah satu acara Animakini.

Animasi = Kerjasama

Bekraf sebagai badan kreatif Indonesia merespon baik tentang situasi animasi di Indonesia. Badan ini sudah melakukan kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan juga berbagai perguruan tinggi. Kerjasama tersebut berupa memberikan fasilitas terhadap para pelaku animasi, sehingga mereka bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di lembaga tersebut. Salah satunya untuk rendering video.

"Melalu kerja sama ini, Bekraf akan memperkuat komitmen, konsistensi, dan kontinuitas, untuk terus melakukan kemitraan bersama lembaga akademis atau perguruan tinggi untuk mengembangkan ekonomi kreatif," kata Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Bekraf, Wawan Rusiawan.


sumber : Group WA Inama Family, Beritasatu Com, Popconasia Com, Sindonews Com

Minggu, 12 November 2017

Animasi Pendek Terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia

Sejak tahun 2013. Festival Film Indonesia (FFI) membuka kategori baru. Yaitu film animasi pendek 

2013
Nominasi
1. Florist, sutradara M Panji Sofiullah
2. Hebring & Bagol, sutradara Mar Lan Sugama, Dennis Adhiswara dan Andi Martin
3. Inspektur Jonni, sutradara Mohamad Fajar, FFTV IKJ
4. Kripik Sukun Mbok Darmi, sutradara Heri Kurniawan
5. Sang Suporter, sutradara W Darmawan

Pemenang
Sang Suporter, sutradara W Dharmawan













2014
Nominasi
1. Asia Raya, sutradara Anka Atmawijaya Adinegara
2. Adit Sopojarwo, sutradara Dana Riza & Indrajaya
3. Love Paper, sutradara Bambang “Ipoenk” KM
4. Anak Bangsa, sutradara M Panji Shopiyullah
5. Pret!, sutradara Firman Winjasmara

Pemenang
Asia Raya, sutradara Anka Atmawijaya Adinegara, Crymsonik Pictures














2015
Nominasi
1. Djakarta 00, Galang E. Larope
2. GWK, ALAM Sutera
3. Kapur Ade. Lanting Animation
4. Parte, Pe-Mamam Production
5. Tendangan Halilintar, MD Animation - Jakarta

Pemenang
GWK, ALAM Sutera














2016
Nominasi
1. Surat untuk Jakarta, sutradara Andre Sugianto, Aditya Prabaswara & Ardhira Anugrah Putra
2. Adit Sopo Jarwo: Eyang Datang Semua Senang, sutradara Indrajaya & Omar Aryaindra
3. Adit Sopo Jarwo: Festival Perahu Kertas Belayar Tanpa Batas, sutradara Indrajaya & Omar Aryaindra
4. Ang, sutradara Robert Sunny
5. Reform, sutradara M. Ramza Ardyputra

Pemenang
Surat untuk Jakarta, Aditya Prabaswara & Ardhira Anugrah Putra














2017
Nominasi
1. Darmuji 66, Bhinneka di Persimpangan, sutradara Ahmad Hafidz Azro'i
2. Kaie and the Phantasus' Giants, sutradara Ahmad Hafidz Azro'i
3. Lukisan Nafas, sutradara Fajar Ramayel
4. Make A Wish, sutradara Salsabilla Aulia Rahma
5. Mudik, sutradara Calvin Chandra, Ardhira Anugrah Putra, Alfonsus Andre, Aditya Prabaswara

Pemenang
Lukisan Nafas, sutradara Fajar Ramayel


2018
Nominasi
1. Keluarga Satu Setengah, karya Michaela Clarissa Levi, Robert Sunny dan Raffael Arkapraba Gumelar.
2. Knight Kris, karya William Fajito, Antonius.
3. Si Juki The Movie, karya Faza meonk.
4. Terrorvision 3000, karya Percolate Galactic.
5. Thank You, karya Benvuto Lucano A.
6. The Awakening Lullaby, karya Sendika Rahmadhannik.

Pemenang
Si Juki The Movie, sutradara Faza meonk





Sabtu, 11 November 2017

10 NOPEMBERAN 2017

Puji syukur kepada Tuhan YME. Acara ke 5 ini telah sukses dengan baik. Kali kami mengambil tema Budaya Kreatif. Sebagai modal kemajuan ekonomi dan industri animasi kelak.

Pada pukul 18:30 tet. Acara langsung dibuka, byak! Diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya. Kemudian pembacaan teks proklamasi, lalu pidato heroik Bung Tomo. Selanjutnya ke pemutaran sesi 01.
Berdiri bersama menyanyikan Indonesia Raya. Meski penonton masih dikit, tapi waktu tak boleh molor.

Animasi Sesi 01
Mas Be dari Mas Be | Goyi Pipi dari Cube Works
Kirai dari Piapi Animation | Adit Sopo Jarwo dari MD Animation
Kamtis Babies dari Euforia AV | Mudik dari Pijaru
Culoboyo dari Cak Ikin


Rasan-Rasan Animasi
Budaya Kreatif adalah modal agar ekonomi kreatif & industri kreatif sukses


Tidak diragukan lagi produk tradisional bangsa ini mempunyai cita rasa dan kelas di mata dunia. Batik, ukiran, dan jenis kerajinan lain sudah menjadi komoditi tersendiri untuk negara Indonesia. Namun perjalanan itu butuh waktu dan tidak mudah hingga menjadi seperti sekarang ini. Banyak juga kendala yang merugikan identitas bangsa. Seperti klaim kerajinan yang dimiliki oleh negara lain. Juga seperti karya-karya sastra Indonesia yang ternyata diambil oleh negara lain.
Kemungkinan hal ini terjadi karena kurang pedulinya kita terhadap karya tersebut. Dan kita baru sadar itu berharga ketika diambil oleh pihak lain. Dari sini bisa dilihat bahwa ujung permasalahannya adalah kurangnya kepedulian dari pihak-pihak terkait. Yang mungkin juga karena edukasinya sebatas dengungan untuk menghargai karya orang lain. Namun hanya menjadi wacana dan tidak berasa dekat dengan karya-karya itu.
Beberapa pihak-pihak terkait ini bukan berarti tidak melakukan apa-apa untuk animasi. Hanya saja belum adanya keseimbangan antara pemerintah, media, pemodal, akademis, kreator dan konsumennya. Akhirnya kesemuanya mencari jalan sendiri-sendiri dan masih menjadi puzzle yang masih tercecer.

PUZZLE KREATIF
Berikut adalah gambaran tentang puzzle-puzzle tersebut. Tidak mewakili semuanya, hanya yang terlihat dipermukaan saja.

Pemerintah : Dari pihak Dinas Pendidikan membuka jurusan animasi. Namun kelemahannya tidak ada industri yang mendukung. Sehingga lulusannya tidak mendapat tempat yang pas ketika bekerja.
Media : Media sudah menayangkan animasi lokal. Namun hanya menayangkan sejumlah serial yang mereka terima. Untuk rerun pihak pemilik animasi mesti beli jam tayang. Yang tentu mahal dan tidak seimbang dengan keuangan PH animasi. Padahal animasi pengerjaannya lama dan tidak mungkin striping seperti sinetron. Dan karakter animasi akan menjadi dikenal jika ada rerun.
Pemodal : Pemodal disini bisa bank atau pengusaha. Mereka sukses dalam memanajemen bisnisnya. Namun masih merasa terlalu beresiko memodali jenis bisnis animasi. Yang dirasa sangat lama untuk balik modal dan keuntungan.
Akademis : Beberapa sekolahan sudah ada jurusan animasi. Namun banyak juga yang masih belum mempunyai SDM pengajar yang tepat.  Disisi lain terkendala akan kurikulum yang masih belum ideal dengan jurusan animasi. Sehingga SDM yang terbentuk tidak maksimal.
Kreator : Usaha-usaha untuk membuat animasi dan cara mengenalakan produknya beragam. Ada yang sudah tayang di tv, di bioskop, dan juga online. Namun untuk mempertahankan produknya masih belum bisa fokus. Padahal animasi perlu waktu lama untuk dikenalkan ke masyarakatnya.
Konsumen : konsumen lebih peduli dan suka dengan animasi dari luar. Tidak salah, karena asupan animasi negri juga kurang.


Dari beberapa gambaran diatas bisa dilihat. Ada banyak celah yang masih harus terus diisi. Hingga berkoneksi dan menjadi sebuah infrastruktur.

CELAH KREATIF
Celah ini bisa diartikan kekurangan, atau juga sebuah peluang. Tergantung aksi dari pihak-pihak tadi. Jika dibiarkan tidak menjadi apa-apa. Tapi jika diisi akan menjadi sebuah harapan. Berikut adalah beberapa contoh pihak-pihak yang mengisi celah tersebut. Yang nanti akan dimoderatori Kak Tosan dalam Rasan-Rasan Animasi.

CAK IKIN
Cak Ikin fokus membuat animasi sejak tahun 2007. dari perjalanan festival hingga memmpunyai channel sendiri di youtube. Hingga ter-verifikasi dan mencapai 100 ribu pelanggan. Artinya cak Ikin sebagai kreator membangun secara mandiri budaya kreatifnya. Dari produk hingga segmen. Segmen ini lah yang secara tidak langsung menjadi teredukasi dan menjadi dekat dengan karya-karya cak ikin. Sehingga kepedulian terhadap animasi dari Cak Ikin tumbuh. Yang tentu akan memberikan dampak baik bagi keduanya.
ARIF
Sebagai pengajar SMK jurusan animasi mungkin mempunyai gagasan membekali siswa tentang skill, pengetahuan atau kemandirian. Dengan menyesuaikan kondisi animasi yang kurang memadai saat ini, ketika lulus nanti. Apakah diarahkan menjadi freelancer untuk servicing animasi, atau mengembangkan produk animasi sendiri seperti cak ikin. Bahkan membuat usaha ph animasi, dsb. Meskipun keputusan tetap pada siswa sendiri. Paling tidak menanamkan buah pikiran pada para siswa, untuk selalu bisa kreatif menumbuhkan apa yang mereka dapat dari bangku sekolah.
FAUZAN
Sebagai penggiat film yang sering mengadakan event pemutaran dan workshop film. Pada dasarnya telah menyebarkan pengetahuan tentang budaya kreatif. Ditambah dengan sering mengikuti dikegiatan-kegiatan luar negri. Tentu mempunyai pengetahuan tentang perbandingan, bagaimana yang disana dan disini dalam membangun budaya kreatif melalui film. Mana yang sekiranya menjadi kelebihan dan kelemahan antara keduanya, dsb.



KESIMPULAN
CAK IKIN Ini kok kayak laporan tahunan hehe. Yang tahun lalu masih puasa. Nah sekarang sudah bisa berbuka, meski lauknya iwak tempe sama tahu. Youtube adalah masa depan tersendiri untuk ekonomi kreatifnya.
ARIF
dari pihak sekolah membuka kesempatan untuk bekerja sama dengan kreator yang yang membutuhkan SDM animator. Berapa-berapanya juga termasuk syarat untuk kelancaran prosesnya hehe.
FAUZAN
dari apa yang didapat di Busan. Sebenarnya masih banyak potensi lokal yang bisa dikembangkan. Bahkan SDM Indonesia termasuk menjadi pertimbangan disana. Karena beberapa tenaga untuk produksi juga melibatkan dari sini. Kesempatan untuk berbagi pengalaman tidak tertutup dan melimpah ruah.

4 penanya di Rasan-Rasan Animasi mendapat hadiah mbois dari Gob & Friends dan Kaos Culoboyo Cak Ikin

ANIMASI SESI 02
BOS the series dari MSV Pictures | Lelunga dari TTNTT
Surat Untuk Jakarta dari Pijaru | Gob and Friends dari Hompimpa
Tak Direstui dari Trio Hantu CS | Culoboyo dari Cak Ikin


TERIMA KASIH 86 PENONTON!

PANITIA
Penanggung Jawab : Cak Waw
Acara : Ucan
Teknisi proyektor & Konsumsi : Habibah
Dok Foto & Front desk : Fava
Teknisi Sound : Rizki
Dok Video & Front Desk & Konsumsi : Afifah
Dok VIdeo : Rizal
Dok Video : Sam

TERIMAKASIH IFI SURABAYA & INFIS

Senin, 06 November 2017

J-TOWN Serial Animasi dari kerjasama Studio Animasi dengan Stasiun TV

Serial-serial animasi di Indonesia yang pernah atau sedang tayang di TV. Rata-rata kerjasama nya hanya sebatas jual beli tayangan saja. Stasiun TV enggan mendevelop bareng Studio Animasi. Mereka maunya nerima segebok serial yang sudah siap tayang.

Kerjasama disini artinya pihak TV dan Studio Animasi sudah merancang konsep sebelum animasi di produksi. Yang tentunya animasi ini menjadi milik bersama. Sehingga produk akan mendapat perlakuan lebih baik dan masa depannya jelas.


Studio Kumata yang berlokasi di Bandung. Telah memulai Proses developing, produksi, dan post-produksinya berlangsung sejak Januari hingga Oktober 2017. Proses ini melibatkan kurang lebih 100 orang yang sebagian besarnya adalah ilustrator dan animator agar dapat memproduksi 400-450 adegan untuk tiap episodenya.

Diharapkan, hadirnya serial J-Town ini dapat memancing lebih banyak kerjasama antara stasiun televisi dan studio animasi lainnya, juga dapat membangkitkan kembali industri animasi di Indonesia. Mengingat begitu banyak studio animasi lokal yang memiliki IP yang potensial untuk disiarkan secara lebih luas. 

Bisa jadi J-TOWN adalah serial animasi pertama Indonesia yang bekerjasama secara benar dengan Stasiun TV. Dan diharapkan sistem kerjasama ini menjadi standar untuk semua studio animasi dan stasiun tv.

Tonton terus J-Town setiap Sabtu-Minggu pukul 21.00 WIB hanya di Net tv!


TRAILER



sumber : kumata-studio.com 

Sabtu, 04 November 2017

2 ANIMASI PANJANG TANAH AIR HADIR DI AKHIR 2017

Berita menyenangkan dari dunia animasi. Karena di Indonesia jarang ditemui dalam 1 tahun ada film animasi layar lebar, apalagi 2 sekaligus.
Ayo segera buru ke bioskop!
 



Si Juki The Movie adalah sebuah film animasi Indonesia yang dijadwalkan tayang pada akhir 2017 dan diangkat dari komik Si Juki. Berkisah tentang petualangan Si Juki dan kawan-kawan melakukan misi penyelamatan dari bencana meteor. Ceritanya dibuat oleh pembuat komik Si Juki, Faza Ibnu Ubaidillah alias Faza Meonk. Animasi panjang ini juga menghadirkan sejumlah aktor Indonesia sebagai pengisi suara. Yakni Indro Warkop DKI, Bunga Citra Lestari, Tio Pakusadewo, Butet Kartaredjasa, Pandji Pragiwaksono, Agus Kuncoro, Tarzan, Arie Kriting, Mongol, Mudy Taylor, Ki Joko Bodo, Babe Cabiita, Nikita Mirzani, Wizzy, Jaja Mihardja, dan Maya Wulan.



Knight Kris bercerita mengenai Bayu yang menemukan keris yang tertancap kuay di dalam sebuah candi kuno. Bayu pun memperoleh kesaktian menjadi seseorang ksatria super. Di sisi lain, keris itu juga merupakan segel untuk mengurung raksasa kejam bernama Asura.
Ditemani Rani yang merupakan sepupunya dan kera tua bernama Empu Tandra, Bayu harus menghadapi Asura dan para Prajurit Bayang. Film ini akan segera tayang pada bulan November 2017.


Sumber : wikipedia, Sindonews

Minggu, 15 Oktober 2017

Sekolah Animasi Gratis Does University

DOES University adalah sekolah bakat yang hanya mengajarkan apa yang disukai para siswa sesuai minat dan bakat yang dimiliki siswa tersebut. Sistem belajar mengajar dilakukan dengan metode karantina selama masa belajar.


Sekolah gratis yang digagas oleh Erix Soekamti, ini merupakan sebuah bentuk CSR Endank Soekamti untuk berbagi kepada masyarakat Indonesia yang telah menemani perjalanan kelompok musik ini selama lima belas tahun lebih.

Untuk awalan, DOES University hanya fokus pada pelatihan animasi. Dalam pelaksanaannya, proses belajar mengajar di sini menggunakan sistem karantina, jadi nyaris selama 24 jam para peserta ajar harus menghabiskan waktunya di tempat belajar, kecuali saat hari libur atau akhir pekan.
Menurut Erix, dengan demikian diharapkan proses transfer ilmu akan berjalan lebih intens dan peserta ajar lebih fokus menerima pelajaran yang disampaikan.


Di tempat ini selama 6 bulan, seluruh keperluan para siswa ditanggung DOES University. Karenanya para calon animator ini tidak perlu memikirkan tempat tinggal, alat dan media belajar, serta kebutuhan sehari-hari seperti, makan dan minum selama menempuh pelajaran.


Lokasi Does University 
Alamat: Jl. Munggur, Sidoarum, Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55264, Indonesia
Telepon: +62 812-1567-003
Provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta



sumber :
Does University
Tribun Jogja

Jumat, 13 Oktober 2017

10 Nopemberan 2016

Tahun 2016 ini merupakan acara ke 4. Dan masih pindah-pindah lokasi juga dari yang kemarin-kemarin. Kali ini diadakan di IFI Surabaya, Jl Ratna no 14 Surabaya. Demi kelancaran acara, Animasub juga bekerja sama dengan INFIS (Independent Film Surabaya).

Rundown
Pembukaan
Pemutaran Animasi Sesi 1
Binekon | Cheymaqie | BOS Series | Bread N Beyond | Animasi Pranci



Sesi diskusi - Rasan-rasan Animas Tema Wisata Animasi. Penggunaan konten animasi lokal untuk meningkatkan potensi wisata kota
Bu Iis | Cak Saqieb | Cak Ikin | Moderator Tosan
Bu Iis dari dharmawanita bilang itu belum bisa. Beliau menganalogikan animasi itu seperti bahan panci. Kalau masyarakat sudah cukup dengan bahan aluminium kenapa mesti bikin bahan dari perunggu. Belum tentu juga bahan dari perunggu itu laku karena masyarakat lebih menjangkau secara ekonomi dengan bahan sebelumnya.
Dan ketika jawaban itu dipertemukan dengan realita, bagaimana nasib lulusan animasi kalau kondisinya begitu? Dia bilang bahwa pemerintah mempunyai program yang bisa menjembatani keadaan itu dengan mengajukan proposal untuk memvisualkan kebutuhan pemerintah melalui animasi. 
Cak Tsaqieb dari paguyuban Cak & Ning mengatakan, 
Bahwa ini tentang aturan main. Jika kita tahu tahapan aturannya. Tujuan itu akan tercapai. Dari pengamatannya tempat wisata berbentuk wahana di Surabaya tidak begitu diminati. Masyarakat cenderung lebih respon jika ada event seperti bazar-bazar. Mungkin ini menjadi tahapan dari aturannya. Bahwa animasi relatif lebih mudah jika dibentukkan sebagai merchandise untuk dijual di event bazar. Dan jika itu sudah menjadi budaya, baru bisa ke tahapan berikutnya.
Sedang Cak Ikin mengatakan 
Bahwa memang tidak mudah memilih jalan sebagai kreator animasi. Namun sang kreator animasi CuloBoyo yang produktif mengisi konten webseries di youtube ini mempunyai keyakinan, bahwa selalu ada jalan jika kita terus mencari. Seperti filsafat yang dia tanamkan, bahwa berpuasa itu pasti akan ada masa berbuka nya. Ini karena beberapa tahap sudah dia buktikan sendiri dengan hidup dari hasil animasi.
Kesimpulan 
belum ditemukannya gelombang frekwensi yang tepat antara pihak-pihak terkait untuk membuat semacam aturan dari A sampai Z. Supaya mencapai visi kreatif animasi menjadi bagian hidup dari masyarakat melalui objek wisata.
 *Kesimpulan telah disetujui oleh sang moderator, Tosan. Yak, tepuk tangan!
  
Sebelum menginjak sesi 2.
Ada pembagian merchandise kaos
dari Trio Hantu CS, Cak Ikin dan
Gob & Friends

Pemutaran animasi sesi 2 
Xoopop | Linimera | Culoboyo | Kapur Ade | Trio Hantu CS |  Gob And Freinds | BoS series



Hore, selesai! 
Terimakasih kepada semua studio animasi, IFI, Infis,  
dan 92 penonton yang terjejak di buku tamu. Juga yang gak ngisi buku tamu. Pokoknya buat semua pihak yang telah berpartisipasi, deh. Love you all.

Buku Tamu

10 Nopemberan 2015


Gelak tawa dan teriakan-teriakan terdengar di sebuah ruangan di lantai 7, Spazio, Surabaya. Tepatnya, di Forward Factory, sebuah co-working space yang baru saja dibuka untuk umum.

Wong-wong iku duduk wong gendheng opo maneh lagi kesurupan. Mereka sedang menonton acara Pemutaran Animasi 10 Nopemberan yang diadakan AnimaSub, Selasa, 10 November 2015 kemarin.

Koyok opo seh serune acara iku sampek-wong-wong mau kemengkelen? Wes ta lah, rugi lek gak hadir.
Acara ini memang menghadirkan 10 film animasi pendek karya anak-anak negeri. Yakni, Adit & Sopo Jarwo, Culoboyo, Kuku Rock You, Songgo Rubuh, Super USO, Gob and Friends, Hebring, Heru Show, Kluk Kluk, dan Trio Hantu Cs.

Film-film tersebut sebenarnya sudah beredar di YouTube maupun di media-media sosial lain. Tapi, ada juga yang belum ditayangkan.

Masio penonton yang hadir masih sedikit, acara tetap dimulai tepat pukul 18.30 WIB. Makane ta, Rek. Laen kali ojok telat. Wes gak usum jam karet iku!
Semakin malam, jumlah penonton yang hadir semakin banyak. Mereka bahkan memenuhi ruangan yang berkapasitas 100 orang ini.

Dibuka lagu Indonesia Raya
Acara dibuka oleh Cak Tosan, aktifis film indie Surabaya, yang mengajak penonton berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya. Penonton lantas disuguhi animasi pembacaan teks proklamasi dan pidato Bung Tomo.
Sesi pertama pemutaran animasi menghadirkan lima judul film animasi. Adit & Sopo Jarwo menjadi film animasi pembuka sesi pertama ini.
Film-film yang diputar memiliki teknik yang canggih. Tak cuma itu, penceritaannya yang lucu sukses mengocok perut para penonton. Heru Show menjadi bintang di sesi pertama karena tak henti merangsang gelak tawa.
Setelah sesi berakhir, acara dilanjutkan dengan Rasan-Rasan Animasi yang menyoroti permasalahan dunia animasi tanah air. Cak Tosan kembali naik panggung sebagai moderator.

Rasan-Rasan Animasi, Dari kiri ke kanan: Tosan, Cak Waw, Achmad Rofiq, Hebz, Dennis Adhiswara, Cak Ikin.
Pembicara yang hadir adalah Cak Waw (animator sekaligus sutradara animasi webseries Trio Hantu Cs), Achmad Rofiq (pemilik DGM Animation), Hafshoh “Hebz” Mubarak (sutradara Gob and Friends dari Hompimpa Animation), dan Cak Ikin (kreator animasi Grammar Suroboyo).

Achmad Rofiq membahas belum banyaknya SDM dan tidak adanya industri animasi di Indonesia. Fenomena ini menjadi penyebab kenapa produksi animasi lokal kalah jumlah dibanding animasi luar negeri.
Sementara menurut Hebz, panggilan akrab Hafshoh Mubarak, belum banyak orang “gila” yang mau membuat film animasi. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan film animasi sangat banyak. Problem keuangan termasuk menjadi salah satu penyebabnya.
Hampir sama dengan Hebz, Cak Ikin juga mengatakan, pengorbanan yang dikeluarkan para animator sangat banyak. Mulai waktu, tenaga, pikiran, hingga biaya. Sayangnya, hasil yang didapat kerap tidak sebanding dengan pengorbanan itu.
“Ini menjadikan para lulusan animasi ragu terjun di dunia film kartun,” tambah Cak Ikin.
Cak Waw mengkritisi animator yang kurang bisa mendistribusikan dan mengemas karya dengan baik. Sehingga, produk tersenut tidak bisa menghasilkan dari segi bisnis.
“Mereka hanya berpikiran tivi menjadi satu-satunya tempat distribusi. Padahal banyak media sosial seperti YouTube, Facebook, Dailymotion, yang bisa dipakai untuk mendistribusikan karya,” ujarnya.

Menyoroti peran pemerintah
Industri animasi yang belum berkembang, menurut Cak Waw, salah satunya dikarenakan pemerintah belum bisa membuat regulasi yang melindungi animasi lokal.
Cak Tosan mengajukan pertanyaan kenapa animasi lokal masih sepi padahal sekolah animasi di Indonesia sudah banyak?
Rofiq menjelaskan, sebenarnya banyak animator lokal yang menggarap film-film buatan luar.
“Anak-anak animasi di Pacitan ternyata mendapat order menggarap film animasi buatan Malaysia. Ini membuktikan jika sebenarnya kita gak kekurangan SDM. Hanya industri animasi di Indonesia belum ada,” ujar pria yang ikut mengembangkan kurikulum animasi di SMK se-Indonesia ini.
Pembicara yang hadir berpose setelah acara. (Foto: AnimaSub) Rofiq juga menyayangkan stasiun-stasiun tivi yang membuat studio animasi sendiri. Tujuannya, menekan biaya produksi. Akibatnya, animator hanya berstatus tukang atau pekerja.
“Di luar negeri, stasiun tivi dilarang membuat studio animasi. Mereka hanya menayangkan saja,” tambahnya.
Kepedulian pemerintah terhadap industri animasi juga dipertanyakan. Dia mencontohkan, di Jepang, pemerintah mendukung industri ini dengan membeli karya-karya studio animasi. Kemudian, menjualnya ke luar negeri. Salah satu pasarnya, Indonesia.
Langkah ini turut menciptakan efek bola salju. Sebab, Jepang mempunyai tujuan lain.
Yakni, agar masyarakat Indonesia terikat secara psikologis dengan membeli barang-barang Jepang lainnya. Misalnya, sepeda motor, alat rumah tangga, ataupun makanan.
Achmad Rofiq menambahkan, saat bertemu orang-orang di Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dia pernah menyajikan sebuah ramalan dari Cak Waw yang menyatakan jika suatu saat nanti animasi akan dipakai sebagai alat promosi pariwisata. Ternyata, orang-orang Bekraf juga berpikiran sama.
“Intinya kita harus punya mimpi besar. Jika jepang bermimpi menularkan budaya dan barang industri mereka seperti otomotif dan lain-lain, Indonesia bisa dengan tujuan wisata wisata,” ujar pria asal Pasuruan ini.
Cak Ikin sependapat jika lewat animasi, pemerintah bisa mengangkat pariwisata. Film animasi Grammar Suroboyo buatannya pernah mengangkat gedung Tosan, gedung Tontonan Akhir Pekan untuk pemutaran film, musik, dan bermacam-macam apresiasi seni arek-arek Suroboyo. Banyak orang yang bertanya di mana letak gedung Tosan.
“Padahal, Gedung Tosan itu fiktif. Hehehe…,” kata Cak Ikin sambil terkekeh.

Nasib lulusan sekolah animasi
Hebz memberi fakta memprihatinkan, banyak lulusan animasi yang memilih bekerja di digital printing akibat tidak adanya industri.
“Banyak juga yang memilih menikah setelah lulus,” keluhnya.
Cak Waw menganggap, semua lulusan animasi mempunyai skill mumpuni. Mereka bisa diajak untuk bekerja di bidang animasi. Tak hanya sebagai animator, tapi juga bisa sebagai marketing, penulis cerita, dan lain-lain.
Mengenai tren webseries animasi yang mulai marak di Indonesia, Rofiq menyatakan jika bentuk animasi bisa bermacam-macam. Namun, jangan dilupakan sisi bisnis yang harus digarap serius.
Dia juga menyarankan para animator untuk me-monetize karakter-karakter animasinya dalam bentuk merchandise. Langkah ini bisa mendatangkan penghasilan.
Gelaran ini tambah seru dengan hadirnya CEO Layaria dan Co Founder Kratoon Channel Dennis Adhiswara. Menariknya, dalam kesempatan ini, dia secara resmi meluncurkan saluran khusus kartun bernama Kratoon Channel.

Saluran ini diharapkan menjadi wadah bagi animator-animator dalam negeri mendistribusikan karya dan mengemasnya dari segi bisnis.
Setelah sesi Rasan-rasan ini berakhir, sesi kedua pemutaran animasi dibuka. Film-film animasi dari Kratoon Channel turut dihadirkan. Antara lain, Si Juki, QDJY, Change!, Hebring, dan Budiman. Webseries Trio Hantu Cs season 1 juga diputar secara lengkap

Walhasil, penonton kembali tertawa terbahak-bahak melihat kelucuan-kelucuan yang ditampilkan tiap animasi. Acara berakhir pukul 21.30 WIB setelah sukses membuat perut penonton kram.

Sumber : Maknews